Mentadaburi Makna Keikhlasan.

Kebahagiaanmu tidak ditentukan oleh orang lain, tapi oleh dirimu sendiri. Apa yang kamu lakukan hari ini, tentukan bahagia masa depanmu. Hidupmu akan berubah lebih baik jika kamu bersedia untuk mengubah dirimu terlebih dahulu. Hanya orang baik yang akan mendapat yang terbaik. Kebahagiaan adalah milik mereka yang mempunyai impian yang baik, suci murni, dan punya keberanian untuk berusaha mewujudkannya jadi kenyataan.. Allahu Akbar..









4 Jun 2017

Potret Hati

















By Unknown at 4.6.17
Email ThisBlogThis!Share to XShare to FacebookShare to Pinterest
Labels: Amanah, Nasihat, Tazkirah

No comments:

Post a Comment

Newer Post Older Post Home
Subscribe to: Post Comments (Atom)

Nabi Muhammad SAW.


Ya Rasulullah.. Engkau lah Pembimbing, Penyelamat Pada Kami, Yang Sentiasa Dahagakan Pedoman, Panduan, Dalam Mengharungi Kehidupan Yang Sarat Dengan Permasaalahan, Tantangan, Dan Rintangan Ini..

Eratkan Silaturahim

Silaturrahim merupakan salah satu ibadah yang sangat mulia, mudah, dan membawa berkah. Kaum muslimin sudah semestinya tidak melalaikan dalam melaksanakan ibadah ini. Sebab, silaturrahim adalah ibadah yang paling indah dan berhubungan dengan sesama manusia, sehingga dalam melaksanakannya hanya butuh meluangkan sedikit waktu yang dimiliki. Sebagai ibadah yang termasuk akhlak mulia, silaturrahim terdapat beberapa manfaat, di antaranya adalah diluaskan rizki dan dipanjangkan umur.

Jangan Mendahului Allah

Jangan hukum masa depanmu dengan kondisi hari ini, Allah maha kuasa untuk merubahnya dalam waktu sekejap, sedang tugas kita hanyalah berusaha dan berdo`a dan ketentuan semuanya ada ditangan Allah Subhanahu Wa Taala..

Hakikat dan Tanggung Jawab Manusia Sebagai Makhluk Tuhan

Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Manusia didudukkan sesuai dengan kodrat, harkat, martabat, hak, dan kewajibannya.

1) Kodrat Manusia

Kodrat manusia adalah keseluruhan sifat-sifat sah, kemampuan atau bakat­bakat alami yang melekat pada manusia, yaitu manusia sebagai makhluk pribadi sekaligus makhluk sosial ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Ditinjau dan kodratnya, kedudukan manusia secara pribadi antara lain sesuai dengan sifat-sifat aslinya, kemampuannya, dan bakat-bakat alami yang melekat padanya.

2) Harkat Manusia

Harkat manusia artinya derajat manusia. Harkat manusia adalah nilai manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.

3) Martabat Manusia

Martabat manusia artinya harga diri manusia. Martabat manusia adalah kedudukan manusia yang terhormat sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang berakal budi sehingga manusia mendapat tempat yang tinggi dibanding makhluk yang lain. Ditinjau dan martabatnya, kedudukan manusia itu lebih tinggi dan lebih terhormat dibandingkan dengan makhluk­ lainnya.

4) Hak Asasi Manusia

Hak asasi manusia adalah hak dasar yang dimiliki oleh setiap manusia sebagai anugerah dan Tuhan Yang Maha Esa, seperti hak hidup, hak milik, dan hak kebebasan atau kemerdekaan.

5) Kewajiban Manusia

Kewajiban manusia artinya sesuatu yang harus dikerjakan oleh manusia. Kewajiban manusia adalah keharusan untuk melakukan sesuatu sebagai konsekwensi manusia sebagai makhluk individu yang mempunyai hak-­hak asasi. Ditinjau dan kewajibannya, manusia berkedudukan sama, artinya tidak ada diskriminasi dalam melaksanakan kewajiban hidupnya sehari-hari.

Manusia adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk lainnya. Karena manusia mempunyai akal dan pikiran untuk berfikir secara logis dan dinamis, dan bisa membatasi diri dengan perbuatan yang tidak dilakukan, dan kita bisa memilih perbuatan mana yang baik (positif) atau buruk (negatif) buat diri kita sendiri. Bukan hanya itu saja pengertian manusia secara umum adalah manusia sebagai makhluk pribadi dan makhluk sosial. Karena bukan hanya diri sendiri saja tetapi manusia perlu bantuan dari orang lain. Maka sebab itu manusia adalah makhluk pribadi sekaligus makhluk sosial.

Konsep manusia dalam Islam juga dapat dilihat dalam QS. Al-Mu’minun (23): 12-14. Menurut ayat tersebut, manusia diciptakan Allah SWT dari saripati tanah (sulalatin min thin) yang dijadikan sperma (nuthfah) dan disimpan ditempat yang kokoh (qararin makin). Kemudian nuthfah itu dijadikan segumpal darah. Segumpal darah itu dijadikan segumpal daging. Lalu segumpal daging dijadikan tulang. Tulang dibalut dengan daging yang keudian dijadikan Allah SWT sebagai makhluk.

Dalam QS. As-Sajadah (32): 7-9 dijelaskan bahwa setelah manusia dalam kandungan terbentuk makhluk, maka ditiupkan oleh Allah roh ke dalam tubuhnya, dan dijadikannya pendengaran,penglihatan, dan perasaan.

Kedua ayat tersebut menegaskan bahwa manusia tersusun atas dua unsur yaitu materi dann immateri, jasmani dan rohani. Unsur materi (tubuh) manusia berasal dari tanah dan roh manusia berasal dari substansi immateri. Tubuh mempunyai daya-daya fisik jasmani yaitu mendengar, melihat, merasa, meraba, mencium, dan daya gerak. Roh mempuunyai dua daya yaitu daya berpikir yang disebut dengan akal yang berpusat di kepala dan daya rasa yang berpusat di hati.

Tanggung Jawab Manusia Sebagai Makhluk Tuhan

Tanggung jawab menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab adalah berkewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya, dan memberikan jawab serta menanggung akibatnya. Seseorang mau bertanggung jawab karena ada kesadaran atau pengertian atas segala perbuatan dan akibatnya dan atas kepentingan pihak lain. Timbulnya sikap tanggung jawab karena manusia itu hidup bermasyarakat dan hidup dalam lingkungan alam. Manusia di dalam hidupnya disamping sebagai makhluk Tuhan, makhluk individu, juga merupakan makhluk sosial. Dimana dalam kehidupannya di bebani tanggung jawab, mempunyai hak dan kewajiiban, dituntut pengabdian dan pengorbanan.

Tanggung jawab itu sendiri merupakan sifat yang mendasar dalam diri manusia. Setiap individu memiliki sifat ini. Ia akan semakin membaik bila kepribadian orang tersebut semakin meningkat. Ia akan selalu ada dalam diri manusia karena pada dasarnya setiap insan tidak bisa melepaskan diri dari kehidupan sekitar yang menunutut kepedulian dan tanggung jawab.

Inilah yang menyebabkan frekuensi tanggung jawab masing-masing individu berbeda. Tanggung jawab mempunyai kaitan yang sangat erat dengan perasaan. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.

Tanggung jawab manusia terhadap Tuhan yaitu dimana tindakan manusia tidak bisa lepas dari hukum-hukum Tuhan yang dituangkan dalam berbagai kitab suci melalui berbagai macam agama. Dalam hubungannya dengan Tuhan, manusia menempatkan posisinya sebagai ciptaan dan Tuhan sebagai pencipta. Posisi ini memiliki konsekuensi adanya keharusan manusia untuk taat dan patuh kepada Penciptanya yaitu dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Beberapa tanggung jawab manusia terhadap Tuhan adalah sebagai berikut:

1) Mengabdikan diri kepada Tuhan dengan beriman dan melakukan amal soleh mengikut syariat yang ditetapakan oleh agama.

2) Mensyukuri nikmat yang telah dikaruniakanNya kepada kita semua.

3) Beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan keyakinan dan kepercayaan yang dianut masing-masing.

4) Melaksanakan segala perintahNya serta berusha menjauhi atau meninggalkan segala apa yang dilarang oleh Tuhan Yang Maha Esa.

5) Menuntut ilmu dan menggunakannya untuk kebajikan (kemaslahatan) umat manusia sebagai bekal kehidupan baik didunia maupun diakhirat kelak.


Menjalin tali silaturahmi atau persaudaraan guna mewujudkan kehidupan maysarakat yang aman, tentram, damai, dan sejahtera.

"Sesungguhnya apabila aku menasihati kamu, bukanlah bererti akulah yang terbaik dalam kalangan kamu, bukan juga yang paling soleh atau solehah dalam kalangan kamu, kerana aku juga pernah melampaui batas untuk diri sendiri. Seandainya seseorang itu hanya dapat menyampaikan dakwah apabila dia sempurna, nescaya tidak akan ada pendakwah, maka akan jadi sedikitlah orang yang memberi peringatan."

-Hassan Al Basri-

Nasehat Rasulullah Shallalahu ‘Alaihi Wa Sallam:

"Bersemangatlah atas sesuatu yang bermanfaat bagimu, mintalah pertolongan pada Allah dan janganlah lemah!"

(HR Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu)

Kelebihan Selawat Ke Atas Rasulullah SAW

Firman Allah SWT: “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya selawat kepada Nabi(1). Wahai orang-orang yang beriman berselawatlah kamu kepadanya dan ucaplah salam penghormatan kepadanya(2).” (Surah Al-Ahzab: 56).

▶ “Sesiapa yang berselawat kepadaku pada waktu pagi sepuluh kali dan pada waktu petang sepuluh kali, ia akan memperolehi syafaatku pada hari kiamat. “ (Riwayat Tabrani).

▶ “Sesiapa berselawat kepadaku satu kali, maka Allah berselawat kepadanya sepuluh kali selawat dan Allah menghapuskan sepuluh kesalahan (dosa) dan mengangkat sepuluh darjat kepadanya.” (Riwayat Ahmad, Nasai dan Al Hakim)

▶ “Sesiapa yang membaca salawat untuk Ku satu kali, Allah bersalawat kepadanya sepuluh kali, dan barangsiapa bersalawat sepuluh kali kepada ku, Allah akan bersalawat kepadanya sebanyak seratus kali. Dan sesiapa yang bersalawat kepada Ku seratus kali, maka Allah menulis di antara kedua-dua matanya kebebasan dari nifak dan kebebasan dari neraka. Pada hari kiamat orang itu akan ditempatkan bersama orang-orang yang mati syahid.” [Riwayat At-tabrani].

▶ ”Sesiapa berselawat kepadaku di sisi kuburku, maka aku mendengarnya, sesiapa berselawat kepadaku dari jauh, maka selawat itu diserahkan oleh seorang malaikat yang menyampaikan kepadaku dan ia dicukupi urusan keduniaan dan keakhiratan dan aku sebagai saksi dan pembela baginya.” (Riwayat Al Baihaqi dan Al Khatib).

▶ “Sesungguhnya orang yang dekat kepadaku daripada kalangan kamu pada hari kiamat pada setiap tempat aku berada ialah orang yang lebih banyak berselawat kepadaku di dunia.” (Hadith riwayat Imam Tirmizi daripada Abdullah bin Mas’ud r.a)

▶ Rasulullah SAW bersabda: “Hidupku adalah kebaikan kepada kamu dan wafaku adalah kebaikan juga kepada kamu, kerana segala amal kamu sentiasa dibentangkan kepadaku, maka apa saja amal yang aku dapati baik, aku ucapkan ‘Alhamdulillah’, dan apa saja amal kamu yang jahat, aku memohon keampunan Allah untuk kamu.” (Riwayat Ibni Mas’ud)

Kaifiyat Selawat Keatas Nabi

Sahabat Nabi saw telah bertanya Rasulullah SAW cara atau kaifiyat untuk berselawat ke atas Baginda SAW, maka diajarnya kepada mereka.

Antaranya ialah riwayat dalam Sahih al-Bukhari no. 2497 dari Ka’ab bin ‘Ujrah RA. Sahabat yang mulia ini menceritakan bahawa para sahabat pernah bertanya kepada Nabi SAW tentang bagaimana cara berselawat kepada beliau. Baginda menjawab dengan mengatakan: “Katakanlah:

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ، اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ.


Inilah antara kaifiyat berselawat yang diajarkan Nabi SAW kepada para sahabat RA sebagai jawaban kepada pertanyaan mereka mengenai cara berselawat untuk Baginda. Maka adalah logik untuk dikatakan lafaz ini sebagai lafaz paling afdhal dalam berselawat.

Entri Populer

  • Larangan Mendahului Allah Dan Rasul-Nya
    Mendahului Takdir Allah  Jangan Mendahului Allah Dan Rasul Tidak Patut Bagi Muslimin Dan Muslimat MelakukanNya Hukum Mendahului Takdir ...
  • Potret Hati
  • Jangan Menduakan Allah.
    Seorang istri akan marah besar ketika memergoki suaminya mendua, melihat suaminya juga mencintai wanita lain selain dirinya, padahal se...
  • Pentingnya menjaga kebersihan dalam Islam
    MARILAH kita sama-sama meningkatkan ketaqwaan dan keimanan kepada Allah Subhanahu Wata’ala dengan mengerjakan segala perintah-Nya dan mening...
  • Maha Suci Allah SWT. Yang Telah Menciptakan Bintang Yang Paling Besar Di Alam Semesta..
    Allah S.W.T berfirman (yang bermaksud): "Sesungguhnya kejadian langit dan bumi dan perselisihan malam dan siang itu ada beberapa b...
  • 3 Jawaban Manusia Ketika Diperintah Taat Kepada Allah Dan RasulNya:
    1) Jawaban org mukmin: sami’na wa atho’na (kami dengar, kami taat)   2) Jawaban Bani Israil/Yahudi: sami’na wa ashoina (kami mendengar, tap...
  • Lelaki Dayus
    Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud: “Tiga golongan yang ALLAH tidak akan lihat (bermakna tiada bantuan daripada dikenakan azab) mereka p...
  • Berlaku Adil Kepada Anak Anak
     Semoga Allâh melindungi kita semua dari perkara-perkara yang menimbulkan murka Allâh Azza wa Jalla. Tidak bisa dimungkiri bahwa kadang oran...
  • Anda Khawatir Dengan Masa Depan ? Ada Allah
    Setelah Allah menciptakan Nur (cahaya) Muhammad, Allah menciptakan Al-Qalam (pena). Kemudian Allah berkata padanya, “tulislah!”, pena berk...
  • Amal Yang Tertolak
    “Barangsiapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju ke surga” (HR. Muslim) Suatu hari aku Mu...

Blog Archive

  • ▼  2017 (33)
    • ►  May (16)
    • ▼  June (15)
      • Agama Dan Adat
      • Eratkan Silaturrahim - Di Luaskan Rezeki Di Panjan...
      • Larangan Mendahului Allah Dan Rasul-Nya
      • Jangan Pernah Berfikir Untuk Mendahului Kehendak A...
      • Kata Kata Hikmah Motivasi Diri
      • Potret Hati
      • Menurut Al-Qur’an dan Pemahaman Manusia Tentang Al...
      • 3 Jawaban Manusia Ketika Diperintah Taat Kepada Al...
      • Kita Beragama Dengan Mengikuti “Dalil”. Mengikuti ...
      • Siapakah Mereka.. Seperti Binatang Ternakan.. Alla...
      • Sebuah Pantulan Cahaya Iman
      • Anda Khawatir Dengan Masa Depan ? Ada Allah
      • Sabar...
      • Amal Yang Tertolak
      • Hakikat Solat
    • ►  July (2)

Friend's

  • N&N Delight
  • Griya Cemal Cemil

Main Blog

  • Semua MilikNya Allah - Kita Tak Punya Apa Apa

Tanggal Dan Masa


Time in Malang


Music Player

Allahu Akbar


Ya Allah.. Hanya Engkaulah Sahaja Yang Maha Berkuasa..

Mentadaburi Makna Keikhlasan

Mendidik dan senantiasa mengingatkan diri tentang keikhlasan, adalah pembantu utama dalam merahasiakan amal, karena merahasiakan amal itu sendiri tujuan utamanya adalah beramal hanya untuk Allah dan jauh dari pandangan manusia yang berpotensi memunculkan riya dalam hati.
Powered By Blogger

About Me

Unknown
View my complete profile

Nice

Masa Tidak Menanti Kita

Time in Malang

Sayyidul Istighfar

اللّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَاْ عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ لَكَ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ، فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إَلَّا أَنْتَ

Allaahumma Anta Rabbii laa ilaaha illaa anta, khalaqtanii wa ana ‘abduka, wa ana ‘alaa ‘ahdika wa wa’dika mastatha’tu, a’uudzu bika min syarri maa shana’tu, abuu`u laka bi ni’matika ‘alayya, wa abuu`u laka bi dzanbii faghfir lii, innahu laa yaghfirudz dzunuuba illaa anta

Ya Allah, engkau adalah Rabb ku tidak ada yang berhak disembah selain engkau, engkau yang telah menciptakanku dan aku adalah hambamu, dan aku berada di atas perjanjian-Mu semampuku, aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan yang aku perbuat, aku mengakui nikmatmu atas ku dan aku mengakui dosa-dosaku maka ampunilah aku, sesungguhnya tidak ada yang mengampuni dosa selain-Mu…

***Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapa saja yang mengucapkannya pada siang hari seraya meyakininya, kemudian ia mati sebelum sore, maka ia termasuk penghuni surga. Dan siapa saja yang mengucapkannya pada malam hari seraya meyakininya, kemudian ia mati sebelum pagi, maka ia termasuk penghuni surga

(HR Bukhari: 5659)

Jangan Terpesona Dengan Dunia

Dunia ini satu masa nanti akan musnah, jadi apalah gunanya kita mengejar dunia setelah kita tahu bahawa akhirat sahaja yang kekal. Orang yang mengejar dunia iaitu mencari harta dunia dan mencari pangkat dan kedudukan sekiranya ia melupakan akhirat semasa ia mencarinya dan tidak peduli halal atau haram atau merampas hak orang lain sebenarnya ia sedang dikuasai oleh dunia dan akan hanyut dibawa arus kebinasaan. Tetapi sekiranya seseorang mencari harta di dunia ini dengan mengikut peraturan Allah S.W.T., tidak melupakan kewajipan terhadap~Nya, tidak menipu, menindas, mengambil rasuah dan tidak mengambil hak orang lain maka harta itu akan membawa keberkatan dan disalurkan pula harta itu untuk zakat, sedekah jariah, infak di jalan Allah dan membantu fakir miskin maka harta itu sebagai alat yang akan membantunya mendapat keredhaan Allah dan akan menjadi saham akhirat.

Daripada Abu Hurairah r.a. berkata, bersabda Rasulullah s.a.w., "Akan datang suatu zaman seseorang tidak memperdulikan dari mana ia mendapatkan harta, apakah dari sumber yang halal atau pun haram." [H.R. Muslim]

Orang yang bijak adalah orang yang merasai bahawa hidup di dunia ini adalah sementara saja, ia tidak buru dunia siang malam hingga melupakan amal soleh, amal ibadah dan melaksanakan amanah dan tanggungjawabnya sebagai hamba Allah S.W.T. di muka bumi ini. Sebab ia tahu satu hari nanti ia akan mati dan meninggalkan dunia yang fana' ini. Ia akan meninggalkan anak-anak, isteri-isteri, rumah, kenderaan, ladang-ladang pertanian, saham-saham dan gedung-gedung perniagaan. Bila mati hanya yang dibawa bersama adalah amal soleh yang telah dikerjakan semasa di dunia dulu.

Jika sekiranya seseorang itu masih memikirkan cara-cara untuk mendapatkan kebendaan dunia tanpa mendekatkan diri kepada Allah S.W.T., melupakan solat dan zikir kepada~Nya, maka tidaklah ada makhluk Allah yang paling rugi adalah insan sepertinya kerana setiap apa yang Allah ciptakan itu baik tumbuh-tumbuhan, binatang-binatang atau apa sahaja makhluk ciptaan Allah semuanya berzikir memuji kebesaran Allah. Jadi siapakan makhluk yang paling rugi? Tidak lain melainkan manusia itu sendiri.

ALLAH berfirman yang bermaksud: “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepada kamu, (kebahagiaan) negeri akhirat dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah kamu (kepada orang lain) seperti mana Allah berbuat baik kepada kamu dan janganlah kamu berbuat kerosakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerosakan.” [QS al-Qasas : 77]

Ingatlah! Hiduplah cara Islam, cara yang ditunjukkan oleh Rasulullah s.a.w. Jangan mengikut cara lain selain dari Islam. Selain cara Islam semuanya adalah penipuan ke atas manusia. Orang yang mengaku Islam tetapi tidak mengamalkan Islam adalah mereka itu orang-orang yang tidak redha kepada apa yang telah Allah S.W.T. tetapkan. Dan bagi mereka yang tidak redha kepada perintah Allah maka sudah semestinya mereka itu berasa malu sebab masih menduduki di bumi Allah dan hendaklah mereka itu tidak memakan sesuatu pun yang keluar dari bumi Allah.

Sahabat yang dikasihi, janganlah tangguh lagi, segeralah bertaubat kepada Allah dan lakukanlah ketaatan kepada~Nya kerana ajal itu tidak ada tarikh atau masa yang tetap yang kita ketahui, semuanya menjadi rahsia Allah. Umur muda bukan dan tidak sekali-kali menjamin kita hidup hingga umur yang tua, maut itu adalah seperti telur dihujung tanduk.

Apabila sudah sampai saat dan masanya ajal, maka kita akan bertemu Allah di alam barzakh dan segala jawapan yang akan diberikan nanti adalah amalan yang kita kerjakan ketika di dunia ini. Jika banyak amalan yang baik maka amalan tersebut akan tolong memberi jawapan dan sebagai peguam bela, tetapi jika amalan keburukan yang banyak maka tidak ada siapa yang dapat membantunya dan terimalah balasan azab siksa kubur yang amat dahsyat.

Yang amat malang lagi selepas alam barzakh ada alam lain yang lebih dahsyat siksaan dan penderitaan yang akan ditanggung iaitu di Padang Mahsyar dan siksaan api Neraka Jahannam.

Allah Subhanahu wa Ta’ala menyifati dunia dengan firman~Nya, “Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal.” [QS Al-Mukmin: 39]

Oleh itu marilah kita muhasabah diri kita sendiri, ambillah dunia seadanya dan salurkanlah apa yang ada di dunia ini untuk akhirat dan perbanyakkan amal ibadah sebagai bekalan kita untuk bertemu Allah S.W.T. nanti.

Wallahu'alam

Ingatan Sesama

Salman al Farisi mengatakan, “Sungguh jika Allah berkehendak untuk membinasakan seseorang maka akan Allah hilangkan rasa malu dari diri orang tersebut. Jika rasa malu sudah tercabut dari dirinya maka tidaklah kau jumpai orang tersebut melainkan orang yang sangat Allah murkai. Setelah itu akan hilang sifat amanah dari diri orang tersebut. Jika dia sudah tidak lagi memiliki amanah maka dia akan menjadi orang yang suka berkhianat dan dikhianati. Setelah itu sifat kasih sayang akan dicabut darinya. Jika rasa kasih sayang telah dicabut maka dia akan menjadi orang yang terkutuk. Sesudah itu, ikatan Islam akan dicabut darinya.”

Renungan Bersama

• Kalau dia baik, maka dia menyangka baik pada orang lain. Kalau dia jahat, dia akan sangka jahat pada orang lain.

• Kalau hiburan itu dirangsang oleh nafsu, selepas berhibur jiwa rasa gelisah. Jika hiburan itu mendarah daging, jiwa resah tidak tentu punca, akhirnya mudah marah-marah, jiwa sensitif, mudah tersinggung, mudah merajuk, mudah kecewa, kemuncaknya mudah putus asa.

• Kalau isteri-isteri yang bermadu itu boleh tolak ansur tentang haknya kerana sesuai dengan kedudukannya, ini menunjukkan perempuan luar biasa. Tapi kalau hanya sanggup sama rata menerima haknya semata-mata ini perempuan biasa, dan kalau meminta lebih dari haknya, ini perempuan mementingkan diri.

• Kalau kita meminta kepada Allah bahagian bahagian selagi halal, iaitu kita menentukan kehendak kita, kita harap Allah tunaikan bukanlah satu kesalahan. Tapi yang baiknya sebagai beradab kita meminta kepada Allah menentukan apa yang baik untuk kita, justeru kehendak-kehendak kita tidak terlepas daripada nafsu.

• Kalau kita berjaya dalam sesuatu pimpinan atau berjaya dan dapat bantuan dalam satu-satu hal jangan mudah dikaitkan dengan keutamaan diri kita kerana pernah pemuda bertemu dengan Nabi Khidir a.s. lantas bertanya: "Mengapa saya dapat bertemu tuan?". Nabi Khidir menjawab,"Dengan berkat ibumu."

• Kalau kita bersandar dan menaruh harapan kepada makhluk seperti kepada suami, isteri, ibu bapa, pemimpin, kawan, kita akan kecewa. Suami boleh mati atau ceraikan kita. Isteri boleh lari atau mendatangkan masalah kepada kita. Ibu atau bapa boleh mati atau sakit yang serius yang tidak boleh bertanggungjawab. Pemimpin boleh mati atau menzalimi kita. Kawan boleh mati atau pergi meninggalkan kita, atau sakit yang tiada berupaya membela kita. Oleh itu menyerah dirilah kepada Allah yang Sempurna lagi Berkuasa yang tidak mati, tidak sakit, tidak tua dan tidak menzalimi kita.

• Kalau kita hendak bandingkan perjuangan untuk memburu dunia dengan memburu Akhirat,memburu dunia lebih lagi susah dan payah. Tapi manusia itu kerana memburu dunia sanggup bersusah-susah. Apabila memburu Akhirat banyak berhelah. Contohnya untuk mengerjakan sembahyang Subuh, lebih ringan dan mudah jika dibandingkan dengan pergi ke laut menangkap ikan. Tapi orang lebih sanggup ke laut daripada sembahyang Subuh.

• Kalau kita kuat apalah salahnya kita mengaku lemah,lebih-lebih lagi kalau kita lemah.Bukankah mengaku lemah itu sifat hamba? Mengekalkan sifat hamba itu kesukaan Allah.

• Kalau kita memberi nasihat tidak merubah jiwa orang, samada, kita yang bersalah atau para yang mendengar yang salah atau kedua-duanya yang bersalah. Di antara sebabnya kerana hati kita cinta dunia.

• Kalau kita orang yang mewah, janganlah kita berbangga Allah boleh mengambil sekelip mata, kalau kita orang yang susah janganlah bersedih Allah hendak meringankan beban kita, dan Allah boleh memberinya bila-bila masa.

• Kalau kita terpesona dengan nikmat dunia, yang bersifat sementara,kita akan kehilangan nikmat akhirat yang kekal selama-lamanya. Terimalah sedikit kesusahan di dunia yang sementara, dalam menegakkan kebenaran, untuk terlepas daripada kesusahan akhirat, yang berkekalan.

• Kalau manusia ini mengejar kasih Allah, tidak akan timbul perselisihan dan perbalahan. Jika manusia sesama manusia, mengejar kasih manusia, itulah rahsia manusia itu bersaing dan berbalah.

• Kalau orang alim tidak sedar akan kealimannya (tidak mengaku alim) ini petanda baik, tapi kalau orang bodoh tidak sedar akan kebodohannya ia sangat pelik.

• Kalau orang menghina kita, bukan kita terhina, yang sebenarnya orang itu menghinakan dirinya sendiri.

• Kalau para pengikut pada seorang pemimpin mabuk dengan pidato dan ucapannya tapi tidak mabuk dengan amal dan akhlaknya, menunjukkan pengikutnya itu tidak boleh diharapkan.

• Kalau perempuan yang tua itu terlalu suka bersolek, mengikut saikologi dia susah hati kehilangan mudanya

• Kalau seorang isteri itu dapat dinikmati bersama oleh orang lain walaupun setakat memandangnya, suami dayus namanya, isterinya khianat.

• Kalau seorang pemimpin itu diikut kerana pidatonya bukan kerana akhlaknya, jangan kita menaruh harapan sangat terhadap kesetiaan mereka itu.

• Kalau seorang pemimpin itu mabuk dengan pengikut atau peminat yang ramai, alamat dia tidak akan sanggup menegur dan mendisplinkan pengikut-pengikutnya.

• Kalau seorang perempuan keluar dengan bersolek dan menampakkan auratnya, disenangi pula oleh suaminya, menunjukkan jiwa suaminya telah mati, dayus namanya kerana sanggup jadikan isteri saham bersama, cuma dia dapat saham lebih utama.

• Kalau seseorang itu amalan dunia serius dibuatnya, dihalusi dan dipercantik, diperbanyak dan diperluaskan, dijaga dan dikawal tapi amalan akhirat dibuat cincai-cincai, tidak dihalusi dan dipercantik tidak dijaga dan dikawal tanda orang itu akan menyesal di Akhirat kelak.

• Kalau seseorang itu dianggap bodoh kerana tidak membuat persiapan di hari tua yang masanya terlalu terbatas.Logiknya lebih bodoh lagilah orang yang tidak membuat persiapan di waktu selepas mati yang masanya tidak berkesudahan.

• Kalau seseorang itu ghairah sangat menasihati orang lain dengan melupakan diri sendiri menunjukkan perjuangannya itu ada kepentingan diri yang tersembunyi.

• Kalau seseorang itu membuat kerja yang dia tidak suka, tapi kena buat juga mungkin dipaksa atau kerana terpaksa untuk sara hidup, boleh jadi banyak perkara, kalau dilakukan bertahun-tahun lamanya, apabila tidak ada iman atau ada tapi lemah, jiwa dia akan derita, jiwa tidak tenang, kesannya menjadi orang emosional, pemarah, kecewa dan putus asa.

• Kalau seseorang jatuh hati kepada seseorang kerana kecantikannya, menunjukkan kasih sayang berdasarkan nafsu. Jika seseorang itu jatuh hati kepada seseorang atas dasar akhlaknya menunjukkan orang itu dirangsang oleh fitrahnya yang masih murni. Ini lebih bersih dari yang di atas.

• Kalau setiap orang berasa dirinya sentiasa diawasi dan diperhati oleh Allah, tentulah akan damai dunia ini dari kejahatan dan kemungkaran.

• Kalau tidak terpesona dengan nikmat dunia yang bersifat sementara, kita tidak akan kehilangan nikmat akhirat yang kekal selama-lamanya.

• Kalaulah akal dapat menentukan mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang halal dan mana yang haram, mana yang benar dan mana yang salah, sudah tentu tidak perlu lagi Allah mengutuskan para Rasul, justeru filasuf ribuan banyaknya telah lahir ke dunia ini.

• Kalaulah ibadah sembahyang, puasa, zakat, haji, membaca Al Quran, zikir boleh datang riyak, ujub, kibir (sombong), sum’ah, megah, yang boleh membatalkan pahalanya, tentu lebih susah lagi menghindarkan mazmumah-mazmumah tadi kalau kita miliki kereta besar dan mewah, rumah besar, pangkat besar, duit banyak, kuasa besar, pengikut yang banyak.

Labels

Al Hadith (32) Al Quran (32) Amanah (33) Nasihat (33) Tazkirah (33)

Total Pageviews

Travel theme. Theme images by konradlew. Powered by Blogger.