Rumusnya, semakin dalam Anda menikmati dunia, makin jauh dari Allah
DEGUB
jantung berdebar cepat, ada galau yang menyeruduk galak. Perasaan sedih
menyeruak masuk tiba-tiba. Mau marah, karena hati sudah lebam rasanya.
Perasaan campur aduk tak karuan, seperti ada sesuatu yang mengoncang
jiwa, mengocok kedamaain, dan merampas kenyamanan hati. Ingin rasanya
menumpahkan semua gemuruh amarah, gaduh, gelisah, gerah, dan semua rasa
yang telah membuat diri tak tenang. Jiwa ini terus berontak kuat,
melawan kondisi ketidakbahagian yang terjadi.Gambaran kegelisahan ini,
bisa menghinggapi jiwa setiap orang. Karena setiap orang pasti mengalami
penderitaan, kesengsaraan, dan ketidakbahagiaan.
Menderita
adalah hal yang paling dihindari oleh manusia. Dan kebahagiaan
merupakan dambaan setiap insan. Penderitaan sebagai raut kesedihan
mewakili banyaknya masalah hidup yang terjadi. Sedangkan kebahagiaan
adalah wajah kedamaian dan ketenangan dalam jiwa seseorang. Jadilah
kehidupan ini sebagai pergulatan menghidari penderitaan, dan mencari
kebahagiaan.
Kebahagiaan juga merupakan kualitas
keadaan pikiran atau perasaan yang diisi dengan kesenangan, cinta,
kepuasan, kenikmatan, atau kegembiraan. Sedangkan penderitaan adalah
kumpulan kwalitas negatif perasaan dan pikiran yang mengganggu kedamain
jiwa. Para filsuf dan pemikir agama telah sering mendefinisikan
kebahagiaan dalam kaitan dengan kehidupan yang baik dan tidak hanya
sekadar sebagai suatu emosi.
Saya, Anda dan mereka
pasti ingin merengkuh kebahagiaan. Bukankah itu salah satu alasan
mengapa kita masih terus hidup hingga saat ini. namun kenyataannya
kebahagiaan itu datang dan pergi begitu cepat. sifatnya hanya sementara
waktu. pagi Anda bahagia, tapi siang hari dikantor bertemu dengan
pekerjaan ruwet, hati pun jadi mumet.
Tapi apakah benar
bahagia tidak bisa menjadi hal yang permanen dalam hidup ini?, tentu
itu sangat tergantung dengan cara kita menghadapi hidup ini. hidup ini
pilihan, jika anda memilih jalan kebenaran, bahagialah yang dicapai,
namun jalan salah yang Anda pilih maka sengsaralah yang didapat.
Dalam hidup ini Ada dua tipe manusia ketika mencari kebahagiaan.
Pertama, Mereka yang mencari kebahagiaan dengan Kesenangan.
Kedua, mereka yang mencari Kebahagiaan dengan Ketenangan.
Pertama,
jalan Kesenangan adalah kegembiraan sesaat. Bahagia yang didapat pada
tipe ini seperti bahagianya seorang anak kecil. Sebentar menangis
sebentar ketawa. Endapan kebahagiannya hanya pada permukaan emosional.
Aktivitas yang dipilih biasanya ada lah hiburan. Segala cara ditempuh
untuk mendapat gurauan yang bisa membuat hati tertawa. Ketika hati
mereka tertawa, maka mereka merasa senang dan bahagia. Namun selang
beberapa waktu, kegundahan mereka pun muncul kembali.
Tipe ini mewakili mereka-mereka yang menjadikan dunia sebagai tujuan akhirnya. Allah berfirman,” …kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan”.(al-Imran(3):185).
Tujuan
kehidupan orang-orang seperti ini hanya mencari kesenangan dunia.
Harta, pangkat, kekuasaan, wanita dan semua kendaraan dunia mereka
miliki, kemudian mengeksplorasinya menjadi permainan yang menyenangkan.
Mereka menganggap hal-hal seperti itu bisa membahagiakan mereka. Allah
berfirman, “ Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main
dan senda gurau belaka . Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi
orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?
(al-An’am(6):32).
Mereka lalai akan perintah Allah, diakibatkan oleh kesenangan dunia. Allah
berfirman,” Kehidupan dunia dijadikan indah dalam pandangan orang-orang
kafir, dan mereka memandang hina orang-orang yang beriman. Padahal
orang-orang yang bertakwa itu lebih mulia daripada mereka di hari
kiamat. Dan Allah memberi rezki kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya
tanpa batas (al-Baqarah(2):112).
Semakin dalam
mereka menikmati dunia, maka akan semakin jauh dari Allah. mereka pun
abai atas segala perintahnya. Asyik menikmati dunia membuat mereka tak
sempat lagi berfikir tentang nikmat Allah yang telah mereka habiskan.
Hal ini pun akan semakin membuat nilai kebahagian itu jauh dari hati
mereka. Kehidupan mereka akan terasa sempit dan menjenuhkan. Khawatir,
gundah, dan gulanah setiap detik menghampiri perasaaan. Mereka akan
sangat menjaga eksistensi keduniaannya dengan berbagai macam cara. Semua
jalan ditempuh, tak mengenal halal haram. Allah berfirman: “Dan
barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya
penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat
dalam keadaan buta”.(Thoha(20):124). Iblis pun ikut dalam pergulatan hidup mereka dengan mengiming-imingi hal-hal yang manis. Allah
berfirman, “Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh,
yaitu setan-setan (dari kalangan) manusia dan (dari kalangan) jin, yang
mereka satu sama lain saling membisikkan perkataan-perkataan yang indah
untuk menipu (manusia)” (QS al-An’aam:112). Kesenangan yang mereka
lakukan pun dihias hingga terlihat seperti perbuatan yang baik, meskipun
itu sebenarnya adalah hal yang jelek.
Allah
berfirman, “Apakah orang yang dihiasi perbuatannya yang buruk (oleh
setan) lalu ia menganggap perbuatannya itu baik, (sama dengan dengan
orang yang tidak diperdaya setan?), maka sesungguhnya Allah menyesatkan
siapa yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang
dikehendaki-Nya” (QS Faathir:8).
Kesenangan dunia
ini adalah kehidupan bagi mereka yang ingkar. Dunia adalah surga bagi
orang kafir dan nereka bagi mereka yang beriman. Allah berfirman, “
Kehidupan dunia dijadikan indah dalam pandangan orang-orang kafir, dan
mereka memandang hina orang-orang yang beriman. Padahal orang-orang yang
bertakwa itu lebih mulia daripada mereka di hari kiamat. Dan Allah
memberi rezki kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya tanpa
batas.(al-Baqarah(2):112).
Dunia ini hanyalah
tempat bersenang-senang dan melalaikan hati. Tempat bermegah-megah dan
memperbanyak harta, itulah kesenangan yang melalaikan. Allah
berfirman: “Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah
permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara
kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti
hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman
itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi
hancur. Dan di akhirat ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta
keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan
yang menipu. (Al hadid(57):20).
Sudah menjadi
tabiat dasar manusia apabila diberikan kesenangan maka dia akan
berpaling dan lalai kepada Allah. ”Dan apabila Kami berikan kesenangan
kepada manusia niscaya berpalinglah dia; dan membelakang dengan sikap
yang sombong; dan apabila dia ditimpa kesusahan niscaya dia berputus
asa.(al-Isra(17);83). Jika datang masalah pada mereka maka akan gampang
putus asa, itulah mengapa kebahagiannya mereka cepat pergi dan
menghilang.
Kehidupan dunia yang tak secuilpun memberi
kebahagian sanubari hati yang paling dalam.Kesenangan dunia akan memberi
kebahagian yang sementara, bersifat temporer. Atau dalam bahasa lain
disebut kebahagiaan relatif. Kebahagiaan yang tidak bisa disamaratakan
kualitasnya dengan orang lain. Disini kebahagian tidak bersifat mutlak
adanya. Dia bisa datang dan pergi tanpa kendali manusia. Karena dunia
ini sifatnya sementara dan semua bisa direlatifkan disini. maka hukum
kebahagiaan yang dilahirkan kesenangan dunia pun relatif adanya.
Inilah kesenangan kehidupan dunia, dan bukan pilihan bagi orang-orang bertakwa. “Dan
perhiasan-perhiasan . Dan semuanya itu tidak lain hanyalah kesenangan
kehidupan dunia, dan kehidupan akhirat itu di sisi Tuhanmu adalah bagi
orang-orang yang bertakwa.(Azzukhruf(43):35). Jelas pilihan bagi seorang mukmin adalah kebahgiaan mutlak dinegeri akhirat.
Kedua,
jalan ketenangan adalah merupakan energi hati yang stabil, tidak
gampang goyah, goncang, dan goyang ketika badai cobaan datang. inilah
jalan kebahagiaan hakiki, diperoleh dari aktivitas hati yang benar.
“Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenang dengan berzikir
(mengingat) Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi
tenang” (QS ar-Ra’du:28).
Kebahagiaan yang diraih
dengan pada jalan ini adalah kebahagian hakiki yang bersifat mutlak.
Karena tidak akan ada lagi galau yang bisa menghalang. Tidak ada lagi
derita yang menerpa . jika datang gundah, kekahawatiran, maka akan
hilang dengan mengingat Allah. dan semua kesengsaraan didunia ini tidak
akan mengganti kebahagiaan hakiki dalam hati mereka.
Hal
ini pernah dibuktikan oleh Bilal bin Rabah tetap bahagia dengan
mempertahankan keimanannya meskipun disiksa pedih. Imam Abu Hanifah
tetap bahagia meskipun dijebloskan ke penjara dan dicambuk setiap hari,
karena menolak diangkat jadi hakim Negara. Para sahabat nabi rela
meninggalkan kampung halamannya, demi keyakinan yang dianutnya., Ibnu
Taimiyah berkata: “Apa yang diperbuat musuh-musuhku adalah surgaku.
Penjara adalah tempatku menyepi. Penyiksaan adalah syahadahku.
Pengusiran adalah tamasyaku”.
Dalam kondisi bagaimana
pun posisi hati tetap tenang menghadapi masalah yang datang. masalah
besar kecil, bahakan pertaruhan nyawa pun tetap tenang. Itulah
kebahagian yang mutlak. Kebahagian yang lahir dari hati orang-orang
beriman. Hati yang selalu berzikir kepada Allah. hati yang selalu rindu
kehidupan akhirat.
Kita pun diminta tuk mencari kebahagiaan akhirat dan dunia. Allah
berfirman “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu
dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain)
sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu
berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang berbuat kerusakan.” (Qs. Al Qoshos : 77). Dalam
ayat ini ditegaskan bahwa kebahagiaan akhirat adalah yang utama. Mencari
kebahgiaan dunia hanya seruan sederhana bukan sebuah kewajiban
“janganlah kamu melupakan kebahagiaan dunia” artinya ketika kita
melupakan kehidupan dunia tak masalah. Karena ketika kehidupan atekhirat
yang kita pilih, Insaya Allah dunia pun akan mengikutinya.
Ibnu Taimiyah berkata, “Sungguh
kasihan orang-orang yang cinta dunia, mereka (pada akhirnya) akan
meninggalkan dunia ini, padahal mereka belum merasakan kenikmatan yang
paling besar di dunia ini”, maka ada yang bertanya: “Apakah
kenikmatan yang paling besar di dunia ini?”, Ulama ini menjawab: “Cinta
kepada Allah, merasa tenang ketika mendekatkan diri kepada-Nya, rindu
untuk bertemu dengan-Nya, serta merasa bahagia ketika berzikir dan
mengamalkan ketaatan kepada-Nya”
Sumber kebahagian yang
diambil dari jalan ketenangan berasal dari keimanan pada Allah. Orang
yang beriman senantiasa selalu bersikap bahagia, apa pun yang terjadi.
orang yang beriman selalu bahagia dan tenang terhadap semua peristiwa
yang dialami, karena apa pun yang terjadi baik atau buruk pada
hakekatnya baik untuk mereka. Rasulullah saw. Bersabda: “Jalan yang
ditempuh oleh seorang yang beriman adalah aneh karena ada kebaikan
dibalik setiap tindakannya dan ini tidak terjadi pada siapapun kecuali
pada seseorang yang beriman karena jika mereka merasa mendapatkan
kesenangan dia bersyukur kepada Allah SWT, maka terdapat kebaikan dalam
sikapnya itu, dan jika dia mendapatkan permasalahan dia menyerahkannya
pada Allah SWT (dan bersabar), maka ada kebaikan dalam sikapnya
itu“.(HR.Muslim)
Salah satu kunci kebahgian
orang-orang beriman adalah totaliatas Penyerahan diri kepada Allah swt.
itu Membawa mereka lebih dekat dan pasrah kepada-Nya dalam situasi
apapun dan itu membuat mereka selalu merasa tenang dan bahagia.
“Sungguh
berbahagialah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang
khusyu’ dalam sembahyangnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari
(perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna, dan orang-orang yang
menunaikan zakat, dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali
terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki, maka
sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada terceIa. Dan orang-orang yang
memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya. dan orang-orang
yang memelihara sembahyangnya. Mereka itulah orang-orang yang akan
mewarisi, (yakni) yang akan mewarisi syurga Firdaus. Mereka kekal di
dalamnya (al-Mukmin (23):24).
Inilah jalan
kebahagian hakiki yang semestinya kita jalani. Dan Jadilah kita pribadi
yang memiliki ketenangan hati, Insya Allah akan dipanggil oleh Allah;
”Hai jiwa yang tenang, Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas
lagi diridhai-Nya, Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba-Ku,
masuklah ke dalam syurga-Ku”.(alfajr(89):27-30).
Jalan
ketenangan iman memberi kebahagiaan tanpa batas. Tak bisa dirusak oleh
kesedihan duniawi, kekal bahagianya tak lekang oleh waktu dan Membuat
hati terbuka dan luas dalam menerima masalah. Semoga kita menjadi orang
yang bahagia karena ketenangan iman, bukan karena kesenangan duniawi.
Amin.
No comments:
Post a Comment