1. Takbiratul Ihram
(Awal dan Akhir) Pengawalan
segala sesuatu, sebagaimana hidup dimulai kelahiran, sesuatu yg ada
pasti ada awalnya. Dengan keimanan kita yakin bahwa semuanya berawal
dari Allah. Maka dengan takbir kita mengembalikan kepada segala
aktivitas kita adalah karena Allah. Takbiratul Ihram sebagai starting
point sholat, simbol starting perjalan hidup. Bermakna penyerahan
totalitas pada yang Maha Awal bahwa karenaNya kita ada dan karenaNYa
kita melakukan perjalanan hidup.
2. Berdiri
(Gerak
Perjalanan) Berdiri lambang siap berjalan menjelajahi kehidupan, karena
jika duduk dan berdiam kita tidak mungkin bisa berjalan. Tegak artinya
kehidupan harus ditegakkan (ditumbuhkan) pada ruang waktu, iman harus
ditegakkan, akhlak harus ditegakkan, amalan pribadi dan amalan sosial
juga harus ditegakkan. Sebagai mana sabda rosulullah : “Sholat adalah
tiang agama (agama didirikan/ ditegakkan oleh sholat)”. Dalam tegak
berdiri, posisi kepala tunduk, artinya dalam perjalanan hidup akan
tunduk dan patuh pada segala hukum dan kehendak Allah. Kedua tangan
mendekap ulu hati, simbol bahwa hati harus selalu dijaga kebersihannya
dalam perjalanan hidup.
3. Rukuk (Penghormatan)
Mengenal
Allah melalui hasil ciptaanNya . Dalam perjalanan hidup, pada ruang
ciptaan Allah kita menemukan, menyaksikan dan merasakan bermacam- macam
hal : tanah, air, gunung, laut, hewan, sistem kehidupan, rantai makanan,
rasa senang, rasa sedih, rasa marah, kelahiran, kematian, pertengkaran,
percintaan, ilmu alam, pikiran, manusia sekitar kita, Nabi, Rosul, dan
lain lain. Ini merupakan bukti bahwa Allah itu Ada sebagai Pencipta dari
semua itu. Dan kita tahu apabila tanpa petunjuk para utusan Allah (Nabi
dan Rosul) kita tidak akan tahu jika itu semua ciptaan Allah dan dengan
para UtusanNya, kita tahu tujuan hidup serta cara mengisi kehidupan ini
agar selamat.
4. Itidal (Puja- puji pada Allah)
Kemudian
kita berdiri lagi untuk mengisi perjalanan hidup dengan penuh puja dan
puji pada Allah serta penuh syukur setiap saat sehingga tercipta
kepatuhan dan ketaatan. Dengan mengetahui hasil ciptaan Allah, maka akan
tumbuh kekaguman dan kecintaan pada Allah sehingga tumbuh rasa cinta
dan iklas atau dengan senang hati akan menjalani menjalani hidup ini
sesuai Kehendak Allah.
5. Sujud
(penyatuan diri dengan
Kehendak Allah) Jika berdiri di analogikan dengan perjalanan jasadi,
maka Sujud dengan kaki dilipat, atau setengah berdiri adalah simbol dari
perjalanan hati (rohani). Dangan sujud hati dan fikiran kita
direndahkan serendahnya sebagai tanda ketundukan total pada atas segala
kuasa dan kehendak Allah. Menyatu kan kehendak Allah dengan Kehendak
kita. Sujud pertama merupakan penyatuan Kehendak Allah dengan Kehendak
ruhani/ hati/ jiwa kita. Diselangi permohonan pada duduk antara 2 sujud
dengan doa : “Rabbighfirli (ampuni aku), warhamni (sayangi aku),
Wajburni (cukupkanlah kekuranganku), warfa’ni (tinggikanlah derajadku),
warzuqni (berilah aku rezeki), wahdini (tunjukilah aku), wa’fani
(sehatkan aku), wa’fu’anni (maafkan aku). Sujud kedua merupakan
pernyataan pengagungan Allah secara lebih personal antara makhluk dengan
Sang Pencipta, pernyataan ingin kembali pada Sang Pencipta akhir dari
perjalanan. Dan pada waktu itu juga, kita dianjurkan untuk memanjatkan
doa dalam sujud kita yang panjang
6. Duduk diantara 2 Sujud
(Permohonan)
Pengungkapan berbagai permohonan pada Allah untuk memberikan segala
kebutuhan yang diperlukan dalam bekal perjalanan menuju pertemuan
denganNya, butuh sumber dukungan hidup jasmani dan ruhani, serta
pemeliharaan dan perlindungan jasmani ruhani agar tetap pada jalan
Allah.
7. Attahiyat :
Pernyataan Ikrar Tahap pemantapan,
karena perjalanan hidup itu naik turun dan fitrah manusia tidak lepas
dari sifat lupa, maka perlu pemantapan yang di refresh dan diulang untuk
semakin kokoh, yaitu dengan Ikrar Syahadat, dengan simbol pengokohan
ikrar melalui telunjuk kanan. Sebelum Ikrar, memberikan penghormatan
untuk para Utusan Allah dan ruh hamba- hamba sholeh (Auliya) yang
melalui merekalah kita mengenal Allah dan melalui ajaranya kita
dibimbing ke jalanNya, serta menjadikan mereka menjadi saksi atas Ikrar
kita. Sholawat menjadi pernyataan kebersediaan mengikuti apa yang
diajarkan Rosululloh Muhammad SAW, dan menempatkannya sebagai pimpinan
dalam perjalanan kita. Salam penghormatan kepada Bapak para Nabi
(Ibrohim) yang menjadi bapak induk ajaran Tauhid. Kemudian diakhir
dengan permohonan doa dan permohonan perlindungan dari kejahatan tipuan
Setan dan Jin agar kita dapat tetap istiqomah dan berhasil mencapai
Allah.
8. Salam
Salam adalah ucapan yang mengakui adanya
manusia lain yang sama- sama melakukan perjalanan dalam hidup ini
(aspek kemasyarakatan). Menunjukkan bahwa hidup ini tidak sendiri,
sehingga hendaknya menyebarkan salam dan berkah kepada sesama untuk
saling bahu membahu menegakkan kehidupan yang harmonis (selaras) dan
tegaknya kedamaian, kesejahteraan dan keselamatan di bumi. Salam adalah
penutup sekaligus awal dari mulainya praktek aplikasi sholat dalam
bentuk aktivitas kehidupan di lapangan hingga ke sholat berikutnya. Nah
salam itu simbol dari putaran yang dimulai dari kanan ke kiri dengan
poros badan.
Jika dihubungkan dengan Hukum Kaidah Tangan Kanan
berarti arah energi ke atas, simbolisasi bahwa perjalanan digantungkan
pada Allah SWT (di atas) sebagai penjamin keselamatan dalam perjalanan.
Wallahu ‘Alamu.
No comments:
Post a Comment