1 Jun 2017

Eratkan Silaturrahim - Di Luaskan Rezeki Di Panjangkan Usia

Islam menjunjung tinggi ukhuwah (persaudaraan) sesama manusia sebagai makhluk Allah swt. Salah satu nama Allah adalah ar-Rahman (Maha Pengasih). Sebagai muslim, kita diminta untuk meneladani sifat Allah tersebut untuk menjadi  hamba yang pengasih, menjadi manusia rabbani. Terutama kepada manusia yang mempunyai hubungan kekerabatan (rahim).

 لَّيۡسَ ٱلۡبِرَّ أَن تُوَلُّواْ وُجُوهَكُمۡ قِبَلَ ٱلۡمَشۡرِقِ وَٱلۡمَغۡرِبِ وَلَـٰكِنَّ ٱلۡبِرَّ مَنۡ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأَخِرِ وَٱلۡمَلَـٰٓٮِٕڪَةِ وَٱلۡكِتَـٰبِ وَٱلنَّبِيِّـۧنَ وَءَاتَى ٱلۡمَالَ عَلَىٰ حُبِّهِۦ ذَوِى ٱلۡقُرۡبَىٰ وَٱلۡيَتَـٰمَىٰ وَٱلۡمَسَـٰكِينَ وَٱبۡنَ ٱلسَّبِيلِ وَٱلسَّآٮِٕلِينَ وَفِى ٱلرِّقَابِ وَأَقَامَ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتَى ٱلزَّڪَوٰةَ وَٱلۡمُوفُونَ بِعَهۡدِهِمۡ إِذَا عَـٰهَدُواْ‌ۖ وَٱلصَّـٰبِرِينَ فِى ٱلۡبَأۡسَآءِ وَٱلضَّرَّآءِ وَحِينَ ٱلۡبَأۡسِ‌ۗ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ ٱلَّذِينَ صَدَقُواْ‌ۖ وَأُوْلَـٰٓٮِٕكَ هُمُ ٱلۡمُتَّقُونَ

Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir [yang memerlukan pertolongan] dan orang-orang yang meminta-minta; dan [memerdekakan] hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar [imannya]; dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa. (Qs al-Baqarah/2: 177)

Dalam al-Qur’an (QS. al-Baqarah/2: 177), membantu kepada kerabat dekat (dzawi al-qurba), baik moral maupun harta, dianjur-utamakankan dulu dari orang lain. Mengapa? Karena dikhawatirkan, jangan sampai kita berbuat baik kepada orang lain, misalnya membantu secara finansial, tapi saudara dekat malah  kekurangan. Padahal anggota keluarga adalah orang yang paling dekat dengan kita salah satunya disebabkan hubungan darah atau nasab.  Hubungan kekerabatan dapat mengalami fluktuatif (naik-turun), sebagaimana  keimanan. Maka salah satu cara yang diberikan Islam untuk menjaga ukhuwah adalah dengan silaturahmi.

Silaturahmi dalam hadis di atas berdampak positif, yaitu memperluas rezeki dan memperpanjang sisa umur,  rezeki kita akan berkah, yaitu bertambah dengan adanya jalinan kekerabatan. Rezeki seseorang memang sudah ditentukan masing-masing, namun ketika masing-masing tersebut berkumpul, maka akan menjadi banyak dan mudah tersalurkan  hak orang lain yang ada dalam banyak rezeki tersebut.

Dalam hadits di atas disebut “sisa umur kita dipanjangkan” dimaksudkan bertambahnya kekuatan tubuh karena ditopang oleh kekuatan tubuh-tubuh saudara kerabat yang lain. Misal kita ditakdirkan berumur 70 tahun, jika Allah SWT berkehendak, bisa jadi ditambah 10 tahun sebagai berkah dari silaturahmi. Demikian Ibnu Qutaibah menakwilkannya.

Manfaat Silaturrahim

Silaturrahim merupakan salah satu ibadah yang sangat mulia, mudah, dan membawa berkah. Kaum muslimin sudah semestinya tidak melalaikan dalam melaksanakan ibadah ini. Sebab, silaturrahim adalah ibadah yang paling indah dan berhubungan dengan sesama manusia, sehingga dalam melaksanakannya hanya butuh meluangkan sedikit waktu yang dimiliki. Sebagai ibadah yang termasuk akhlak mulia, silaturrahim terdapat beberapa manfaat, di antaranya adalah diluaskan rizki dan dipanjangkan umur.

1. Diluaskan Rizki

Pada hakikatnya, menyambung dan menjaga silaturrahim dapat menjadikan hubungan antar manusia menjadi baik. Hubungan baik yang terjalin lewat silaturrahim menjadikan urusan apa pun menjadi jauh lebih mudah, tidak terkecuali dalam masalah pekerjaan dan bisnis.

Dalam bidang bisnis misalnya, pemasaran yang memberikan hasil optimal dewasa ini adalah pemasaran yang bersifat “human centic” atau berfokus pada usaha membangun hubungan antar manusia. Perlu dicatat, tidak semua produk yang baik selalu dapat direspons pasar dengan baik. Dengan kata lain, banyak sekali produk-produk yang kualitasnya bagus, tetapi tidak dapat diterima oleh pasar. Namun, banyak produk-produk biasa yang mengalami sukses besar di pasar. Hal ini terjadi hanya karena produsen mampu membangun hubungan emosional yang baik dengan para pelanggannya.

Pengaruh hubungan baik dalam industri jasa jauh lebih terasa lagi akibatnya. Dalam memilih jasa layanan kesehatan misalnya, sangat manusiawi jika seorang pelanggan memilih dokter, klinik, atau rumah sakit yang sangat memperhatikan kehadirannya sejak datang hingga pulang. Saat datang, sudah ada petugas yang menyambutnya dengan senyum, menyapa, menyebut namanya dengan ramah, dan melayani pendaftaran dengan baik. Di saat memasuki tahap pemeriksaan, perawatan, dan tindakan, pelanggan tersebut juga mendapati orang-orang yang ramah dan melayaninya dengan baik. Pelan namun pasti, pola semacam ini menjadikan seorang pelanggan memiliki kesan yang baik, sehingga berdampak positif bagi kelangsungan lembaga.

Di sisi lain, para pemberi layanan yang mampu menerapkan prinsip-prinsip silaturrahim sudah barang tentu berpeluang memiliki pelanggan yang lebih banyak. Banyaknya pelanggan sama halnya dengan semakin luasnya rizki. Bisnis apa pun yang ditekuni dengan didasari oleh prinsip silaturrahim yang baik dapat meningkatkan komitmen pelanggan terhadap setiap produk yang dijual. Oleh sebab itu, pelaksanaan prinsip silaturrahim dalam bidang bisnis sangat membantu para pemberi layanan untuk membuka dan meluaskan rizkinya.

Perlu dicatat, hubungan baik seorang pedagang dengan para pelanggan merupakan daya tarik tersendiri. Dengan menjaga hubungan keduanya secara baik, maka para pelanggan menjadi tertarik dan terkesan, sehingga hal ini berdampak pada aktivitas belanja berikutnya. Artinya, hubungan baik antar keduanya dapat menjadikan para pelanggan menjatuhkan pilihan untuk berbelanja ke tempat usahanya. Aktivitas belanja ini bukan hanya sekedar dilakukan dalam satu kali, tetapi berkali-kali dengan melakukan repeat order atau pembelian ulang terhadap produk-produk yang dijual. Jika aktivitas ini terjaga kontinuitasnya, maka rizki pedagang pun menjadi semakin luas.

Bagi para pekerja pun, silaturrahim yang baik menjadikannya nyaman berada di tempat kerja. Tidak hanya itu, kariernya pun menjadi semakin lancar. Bagaimana pun, promosi jabatan dan jenjang karier seseorang pada perusahaan atau lembaga yang baik, di samping aspek-aspek profesionalisme, senantiasa memperhatikan hubungan silaturrahim antara seorang pekerja kepada sesama pekerja, kepada atasan, dan kepada bawahannya. Dengan demikian, manfaat silaturrahim yang baik bagi para pekerja dapat menjadikan kariernya semakin lancar dan jabatannya pun meningkat. Pada titik inilah, rizki seorang pekerja menjadi semakin luas.

 2. Memanjangkan Umur

Perlu dicatat bahwa buruknya silaturrahim seseorang dengan orang lain dapat menjadikan dunia terasa sempit. Dengan sendirinya, ia akan merasa tidak nyaman berada dalam suatu lingkungan komunitas di sekitarnya. Seakan-akan ia menjadi terisolasi dan/atau terasing dari lingkungannya. Kenyataan seperti inilah yang kemudian secara psikologis berdampak pada tumbuhnya perasaan kurang nyaman atau bahkan merasa sendirian dalam suatu komunitas tertentu.

Di antara sifat-sifat orang yang buruk silaturrahimnya adalah hatinya sempit, tidak toleran, sulit menerima keadaan orang lain, dan merasa dirinya paling benar. Apa yang dilakukan orang lain dinilai banyak salahnya, sehingga ia tidak bisa menerima keberadaan orang lain dalam lingkungannya. Respons yang sering diberikannya adalah bermuka masam, suka mengeluarkan kata-kata kotor, mencaci, marah, memusuhi, dan bentuk tanggapan buruk lainnya. Respons-respons seperti itulah yang sering menjadikan hubungannya dengan orang lain menjadi buruk. Orang tipe ini biasanya lebih banyak musuhnya, dan ada di mana-mana. Ke mana pun pergi, ia punya peluang ketemu musuh, sehingga dunia menjadi terasa sempit.

Hubungan buruk juga dapat menimbulkan ketidaknyamanan, kekhawatiran, dan ketakutan. Setiap pertemuannya dengan orang lain selalu dipandang sebagai suatu peristiwa yang tidak menyenangkan. Ia khawatir, jangan-jangan orang lain membalas perlakuannya yang tidak baik. Ia takut, jangan-jangan orang lain mencelakainya. Ketidaknyamanan, kekhawatiran dan ketakutan adalah stressor penyebab utama gangguan jiwa yang dapat berkembang menjadi gangguan fisik atau biasa disebut dengan psikosomatik. Saat ini, penyakit-penyakit organik atau fisik yang berawal dari gangguan jiwa semakin banyak.

Kemarahan (yang biasanya juga diikuti dengan bahasa tubuh tidak baik, seperti caci maki dan umpatan), kekhawatiran, dan ketakutan, dapat merangsang sekresi atau keluarnya hormon adrenalin dan noradrenalin dalam sirkulasi tubuh. Apabila hormon-hormon tersebut di dalam tubuh terdapat jumlah yang besar, maka akan bersifat seperti racun sehingga menyebabkan pembuluh-pembuluh darah menyempit dan detak jantung meningkat.  Penyempitan pembuluh darah mengakibatkan aliran darah tidak lancar dan distribusi oksigen serta sari-sari makanan terhambat. Untuk melancarkan pembuluh darah agar suplai oksigen dan sari makanan tetap mencukupi, maka jantung harus bekerja lebih kuat dan tekanan darah menjadi lebih tinggi.

Secara tidak langsung, buruknya silaturrahim menjadi faktor penyebab gangguan jiwa dan penyakit kardiovaskular, yaitu jantung dan tekanan darah tinggi dengan segala akibat lanjutannya seperti serangan jantung dan stoke. Resiko kematian akibat penyakit-penyakit tersebut sangat tinggi. Sebaliknya, baiknya silaturrahim menyebabkan dunia terasa nyaman dan luas. Di antara sifat-sifat para penjaga dan penyambung silaturrahim adalah hatinya luas, toleran sehingga mudah menerima keadaan orang lain, tidak mudah marah, mudah tersenyum, suka berbicara yang baik-baik, berpikiran positif, menghargai sikap atau pendapat orang lain. Setiap perjumpaannya dengan orang lain selalu direspons dengan bahasa tubuh yang baik, senyuman, keramahtamahan, penghargaan, dan penghormatan. Dengan respons demikian, maka orang lain akan merasa senang dan tersanjung dapat bergaul dengannya.

Bahasa tubuh yang baik, senyuman dan perkataan baik dapat berpengaruh langsung dalam merangsang otak, sehingga memacu keluarnya hormon endorphin. Hormon ini memiliki fungsi seperti morphin yang memberikan efek menyenangkan, menghilangkan rasa nyeri dan ketidaknyamanan. Meski pun keduanya memiliki efek yang hampir sama, namun antara morphine dan endorphin jelas terdapat perbedaan. Morphin berasal dari luar tubuh, menimbulkan sifat ketergantungan dan merugikan tubuh apabila sering dikonsumsi, sedangkan endorphin berasal dari dalam tubuh dan tidak menimbulkan ketergantungan.

Hormon Endorphin disebut juga sebagai hormon kebahagiaan. Semakin banyak hormon ini diproduksi dalam tubuh, seseorang semakin merasakan bahagia. Efek lain hormon endorphin adalah meningkatkan dilatasi atau pengembangan pembuluh darah sehingga aliran darah ke seluruh tubuh menjadi lancar, tekanan darah dan kerja jantung menjadi normal. Perasaan bahagia juga meningkatkan daya tubuh menjadi optimal sehingga mampu menghadapi berbagai jenis penyakit dengan baik. Hal ini tentu saja menjadikan tubuh seseorang lebih sehat, dan orang yang sehat berpeluang memiliki umur yang lebih panjang!

Subhanallah, luar biasa sekali ajaran Islam. Setiap perintah yang kita laksanakan, pasti memberikan manfaat dunia dan akhirat. Setiap larangan bila dilanggar, pasti menimbulkan mudharat atau kerugian di dunia dan akhirat. Dan setiap petunjuk yang kita amalkan, pasti mengantarkan kepada kesuksesan di dunia dan akhirat.

Wallahu A’lam.


No comments: